Aku ingat saat bertemu pertama kali dengannya…
Malam itu, di kawasan Denpasar timur, aku dan almarhum kakekku berkunjung kerumahnya. Seingatku, aku memakai baju bagus yang biasa dipakai kalau mau bertamu. Aku bingung dan sedikit takut. Karena, begitu pintu ruang tamu terbuka, muncul sosok laki-laki yang tingginya melebihi tinggi pintu rumah itu. Kakekku berjabat tangan dan saling menempelkan pipi sebanyak tiga kali. Kanan, kiri, kanan. Aneh…
Lalu laki-laki itu berpaling kepadaku dan mengulurkan tangannya. Aku dengan refleks menyambut tangannya dan menciumnya. Laki-laki itu tertawa. Lalu dia berjongkok. Dan kini tinggi laki-laki itu sama denganku. Dia beda. Rambutnya berwarna kuning. Kulitnya juga lain. Tidak seperti kulitku, atau kulit kakek. Seperti orang-orang yang sering aku lihat di televisi. Lalu dia berbicara dengan bahasa yang aneh. Bukan bahasa Indonesia, atau bahasa bali. Aku tidak mengerti sama sekali. Dia pun menemepelakan pipinya sebanyak tiga kali. Kanan, kiri, kanan. Aneh…
Aku dan kakekku masuk. Dan aku disambut sosok wanita yang “normal”. Setidaknya wanita itu berwujud mirip seperti aku dan kakekku, dengan rambut hitam, kulit yang sama dengan kulit ku atau kakek. Dia juga berbicara dengan bahasa Indonesia. Wanita itu mencium pipiku, lalu dia bilang “Ayo sini, oma kenalin sama anak oma.”
Wanita itu menggandengku. Mengajak masuk ke ruang keluarga. Disana ada anak seumuranku yang sedang asyik bermain sega. Aku ingat kaset yang dia mainkan : A Bug’s Life. Karena game itu juga aku mainkan di rumah. Lalu dia mengenalkan diri. “Hi, my name’s Elroy”. Aku diam… Gak bisa ngomong… (bingung mau jawab pake bahasa apa. secara dulu belom pernah belajar bahasa Inggris)
Elroy Keuris di Jogja
Cerita diatas adalah memori aku, saat pertama kali bertemu dengan saudaraku, Elroy Keuris. Mamanya Elroy itu oma ku yang menikah dengan laki-laki berdarah Belanda yang aku panggil opa Martin.
Elroy tinggal dan besar di Belanda. Tepatnya di Steenbergen, Rotterdam, Netherlands. Lalu tahun-tahun berikutnya setelah pertemuan pertama kami itu, dia dan keluarga sering berlibur ke Indonesia. Setiap ketemu, banyak yang kami ceritakan. Paling banyak sih masalah gaya hidup, makanan, dan pernik-perniknya.
Aku sempet amaze pas dia bilang, dia naek sepeda sejauh 15 km buat ke sekolah setiap pagi. Wow… Aku aja naek motor, padahal jarak rumah ke sekolah itu setengahnya si Elroy. Dan well, Elroy gak bisa naek motor. Hahahahaha… Trus pas aku ajak jalan-jalan naek motor, kayaknya dia seneng banget.
Trus dia heran banget sama orang Indonesia yang up to date dengan handphone. Katanya, di Belanda, orang lebih seneng meng up grade komputer ato laptopnya ketimbang beli-beli handphone seri terbaru. Bahkan dia juga kaget pas banyak orang di Indonesia yang punya handphone lebih dari satu. Hmm, aku langsung mikir alasan dibalik rasa keheranan dia itu. Trus dengan sok tau, aku ngejawab : “mungkin orang Indonesia memang punya sifat yang seneng ngobrol, gosip, rumpi, sampe akhirnya, teknologi yang berkembang pun, teknologi komunikasi seperti handphone” (sumpah, ini jawaban paling sok tau deh)
Yang paling puas adalah, ketika Elroy bilang orang Indonesia itu males-males. Kalo keluar lebih seneng naek motor, ato mobil ketimbang jalan. Katanya di Belanda, orang prefer untuk jalan trus naek kendaraan umum. Wew… aku pun sebagai warga Negara yang cukup punya rasa nasionalis gak tinggal diam mendengar pernyataan saudara jauhku itu. Besoknya, aku ajak dia ke rumah temenku yang masih satu kompleks tapi beda 5 blok dari rumahku. Jaraknya sekitar 1 km. Kita berdua berangkat sekitar pukul sepuluh pagi (sarapan dulu donk, daripada pingsan?! Hahaha). Kita pun berjalan dengan semangat 45. Sampe di rumah temenku, Elroy langsung megap-megap. Dan dia bilang : “Oke, aku tau alasan kenapa orang Indonesia males buat jalan kaki kemana-mana.”. Hahahahaha… Ya iyalaah…! Kebayangkan panasnya Indonesia kayak gimana?! *padahal emang kondisinya yang mendukung sih. Secara itu Bali di bulan Juli. Panasnya ya nggak ketulungan lah…* ahahahaha…
Aduh, kalo mau lanjut cerita kisah-kisah konyol aku dan si Elroy bisa panjaaang banget… Lucu-lucu! Hehehe… tapi dia pernah bilang : “some day, you have to go to Netherlands, Ivan! I’ll show you many things” Hmm… menarik. Banyak hal yang pengen aku tahu dan aku liat langsung dari cerita-cerita dia selama ini. Seperti coffee shop disana yang ternyata nggak cuman ngejual kopi semata. Tapi juga ngejual ganja sebagai teman “camilan” sambil minum kopi. Trus, pengen liat gimana kehidupan anak mudanya yang katanya lebih doyan minum bir daripada air putih. (pantes aja perutnya buncit. Katanya, the best bir itu bir bintangnya Indonesia. Hahaha… Really?!)
Terus, yang lucu Elroy tau istilah SMP = Selesai Makan Pulang. Wakakakak… Gak tau deh, dia dapet singkatan itu dari siapa. Tapi hebatnya lagi, dia punya singkatan lain SMP versi BELANDA = SEBELUM MAKAN PULANG! Wakz! Kok bisa? Katanya, budaya di Belanda, orang bertamu itu hanya kalo tuan rumahnya tidak sedang makan malam. Kalo dia bertamu sebelum makan malam, maka batas waktunya adalah ketika keluarga itu hendak makan malam. Kenapa demikian?! Katanya gengsi orang Belanda terlalu tinggi untuk mengajak dan menerima ajakan makan malam bersama teman ato tetangganya. Makanya di Belanda kalo mau bertamu sebaiknya jauh-jauh sebelum makan malam, ato sehabis makan malam sekalian. Karena gak ada istilah ajakan makan pas lagi bertamu. Hehehehe… bener atau enggak, ntar dicek sendiri. Kan itu tadi katanya si Elroy. hehehe
Elroy sendiri sekarang kuliah di perguruan tinggi disana mengambil jurusan ilmu hukum dan konsentrasinya adalah Ilmu hukum Indonesia. Modyaaaar!!! Hahahaha… kok bisa yaa?! Emang ada gitu studi hukum Indonesia di Belanda. Padahal di Indonesia sendiri hukumnya dari Belanda. jadi makin penasaran sama budaya disana. Dan penasaran juga sama pandangan mereka tentang Indonesia. *ntar kalo Elroy dateng lagi, aku mau ngorek-ngorek ah* Dan setelah kunjungannya yang terakhir (dimana aku nyulik dia ke jogja) dia pun pengen belajar tentang komunikasi, media khususnya (jiaah, iphan emang inspiring banget deh. Tsaaah!). Gara-garanya ngeliat aku siaran di radio dulu itu, trus anak-anak kampusku yang banyak ceweknya itu cantik-cantik dan tentu saja gaul-gaul (eh di Belanda ngerti istilah gaul gak ya? Itu perlu di cek). Menurut hasil chat kami di facebook, dia akan mengambil kuliah jurusan media di tahun ajaran baru besok.
Demikian sepenggal kisah tentang saudaraku nun jauh di negeri orange itu. Semoga aku bisa punya kesempatan giliran berkunjung kesana (tentunya gak dateng pas makan malem. Hahahaha) *dipentung*
Keterangan : Foto diatas diambil oleh saya sendiri pada tanggal 07 Juli 2008 di Taman Sari, Yogyakarta